DO'A |
Terjemah
“Dan orang-orang yang
(shalih) berdoa’a: wahai Tuhan kami, anugrahilah kami pasangan (jodoh) dan
keturunan yang menyenangkan hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang
yang bertakwa (Q.S. 25: Al-Furqon :74)
Disamping berdo’a, Allah
Swt. Dan Rasul-Nya Saw. Telah memberi tuntutan cara memujudkan keluarga Qurrata
a’yun, sebagai berikut:
1.
MEMILIH JODOH (PASANGAN)
a.
Memiliki kemampuan mengelola ekonomi.
b.
Memiliki penampilan simpatik
c.
Memiliki citra terpuji (nama baik)
d.
Memiliki keshalihan (taat beragama)
2.
KEWAJIBAN BERSAMA SUAMI – ISTRI
a.
Saling setia (ssakinah)
b.
Saling mencintai (mawaddah)
c.
Saling menyayangi (rahmah)
Hal tersebut didasari keimanan kepada Allah S.W.T,
bahwah perjodohan, pernikahan dan keluarga adalah ayat Allah S.W.T yang harus
dipahami dan diamalakan dan pertanggung jawabkan dihadirat Allah S.W.T.
3.
KEWAJIBAN SUAMI KEPADA ISTRI:
a.
Memimpin menuju ridha Allah S.W.T
b.
Membelajai secara layak, menurut kesanggupan yang
ada.
c.
Melindungi dari madharat, yakni : segalah
keburukan dan bahaya.
Apabila ketiga hal tersebut dilaksanakan, maka
suami adalah orang yang shalih dan Imam yang layak ditaati.
4.
KEWAJIBAN ISTRI KEPADA SUAMI :
a.
Mentaati dalam kebenaran dan kebaikan serta
kemanfaatan.
b.
Melayani keperluanya dengan sikap yang baik dan
wajar (layak).
c.
Menghormati kedudukannya sebagai pemimpin yang
dipilihnya.
Apabila ketiga hal tersebut dilaksanakan, maka
istri adalah orang yang shalihah dan membuahkan taman yang indah dalam
keluarga.
5.
CITRA KELUARGA BAHAGIA DAN SEJAHTERA
a.
Pasangan yang shalih dan shalihah, terutama
disiplin sholat.
b.
Hunian yang nyaman, lingkungan yang kondusif dan
strategis.
c.
Komunikasi, transportasi lancar.
d.
Sumber rizqi yang dekat, halal: tidak terpisah
dengan keluarga dalam waktu yang lama untuk mencari nafaqah.
Apabila keempat
hal tersebut ada, maka itulah “Ad- Dun-ya Hasanah” kehidupan dunia yang baik, sebagai landasan
pijak menuju “Al-Akhirah Hasanah” kehidupan akhirat yang baik dan terjaga dari “Adzaban
– Nar”, Siksa api neraka, yakni derita yang berkepanjangan.
6.
KEWAJIBAN ORANG TUA KEPADA ANAK
a.
Memberi nama yang baik, karena anak adalah anugrah
dari Allah Swt. yang sangat berharga. Nama adalah do’a yang diabadikan.
b.
Menafkahi dengan rizqi yang halal. Karena dari
rizqi yang halal akan turun barakah, yakni tumbu dan tambah kebaikan.
c.
Mendidik dan mengajarkan agama Islam sedini mungkin,
tentang: Iman, Ibadah, Akhalaq, Amal shalih dan Ilmu pengetahuan.
d.
Menikah dengan orang yang shalihah, yakni
membekali kemampuan untuk siap berkeluarga.
7.
KEWAJIBAN ANAK YANG SHALIH KEPADA KEDUA ORANG TUA
YANG MASIH HIDUP:
a.
Berbicara yang sopan dan mulia dalam segala
keadaan; suka tidak suka, setuju tidak setuju, sefaham tidak sefaham.
b.
Menghaturkan tanda syukur berupa hadiah yang
menyenangkan secara rutin, apabila sudah berpenghasilan berupa uang dan
lainnya.
c.
Melayani denga sikap khidmah apabila berkumpul
apabila berkumpul atau berkunjung.
d.
Merawat atau menanggung perawatan apabila mereka
sakit atau jompo
e.
Mendo’akan kebaikan setiap berdo’a dan setiap
berdoa’a ba’da sholat yakni do’a mophon ampun, rahmat, dan lain-lain yang
perlu.
8. KEWAJIBAN ANAK KEPADA ORANG TUA YANG SUDAH WAFAT:
a.
Melunasi hutangnya, kalau ada.
b.
Melaksanakan washiyatnya, baik yang berupa nasihat
maupun pemberian atas namanya, selama washiyat itu tidak melanggar syari’at.
c.
Menyambung shilatur-rahim dengan para sahabatnya.
d.
Mendo’akan magfirah dan rahmat secara rutin setiap
berdo’a dan do’a ba’ada sholat baik fardhu maupun sunat.
e.
Bershadaqah atas namanya dan menghajjikan, apabila
anak sudah berhajji, orang tua belum behaji, jika anak berkemampuan.
9. USWAH HASANAH (TELADAN) ORANG TUA UNTUK ANAKNYA
a. Kerukunan suami istri.b. Bangun tidur awal fajar.c. Mencari rizki yang halal yang baik.d. Musyawarah untuk menyelesaikan masalah keluarga, dan lainnya.e. Aktif memakmurkan masjid dengan sholat berjama’ah dan ta’lim (pengajian)f. Aktif shalat-shalat sunat, misalnya: Tahajjud, Dhuha dan lainnya.g. Membaca Al-Qur’an setiap harih. Jum’atan datang awal waktu.i. Gemar bersilatur-rahimj. Dermawan dengan orang-orang yang lemah.k. Akrab dengan para tetangga.